Jumat, 28 September 2007

PERAMPOK CERDAS, ATAU BRI TELEDOR?


KAWANAN perampok yang satu ini boleh dibilang cerdas. Hanya dengan bermodal Rp 2 juta, dapat meraup uang Rp 941 juta di brankas BRI di Jl Tuanku Tambusai, Pekanbaru, Kamis (27/9) malam.
Betapa tidak, beberapa jam sebelum melakukan aksinya, tepatnya Kamis sore, kawanan penjahat itu menyewa ruko kosong di sebelah kantor BRI (sebelah kanan). Orang yang mengaku bernama Ahok itu baru menyerahkan uang panjar kepada pemilik ruko, sebesar Rp 2 juta. Sedang uang sewa yang disepakati Rp 35 juta setahun.
Tak perlu menunggu lama, pelaku langsung beraksi begitu menghuni ruko sewaan. Berbekal air cuka dan linggis, mereka langsung membobol tembok di lantai dua yang berhimpitan dengan tembok BRI. Turun ke lantai I, mereka membongkar brankas dengan las listrik. Sekitar pukul 23.00 WIB, para penjahat melenggang dengan mobil Toyota Innova.
Ada tiga pertanyaan menarik. Apakah sang pelaku cerdas, BRI yang teledor, atau kedua-duanya. Cukup mengejutkan, di kantor bank yang menyimpan uang Rp 1 miliar lebih tersebut tidak dilengkapi CCTV alias kamera perekam, dan alarm. Selain itu, tidak ada petugas keamanan profesional yang menjaga bank usai jam kerja.
Aneh memang. Wajar saja kalau muncul kecurigaan, ada yang tak beres di kantor bank itu. Imajinasi pasti melayang kepada keterlibatan orang dalam. Bukan mustahil lho. Apalagi para pelaku terlihat sangat paham pada seluk beluk situasi dalam kantor Bank BRI di kawasan perdagangan dan padat penduduk itu.
Tak lazim sebuah bank tak melengkapi tempat penyimpanan uang dengan CCTV dan alarm. Mestinya begitu brankas diusik oleh orang yang tak berwenang, alarm langsung menyalak. Apalagi sampai brankas dilas segala tidak ada yang tahu . Waduhhh..benar-benar unik.
Belajar dari berbagai kasus perampokan bank atau korporasi lain yang terkait dengan uang, hampir semua melibatkan orang dalam. Pelaku kejahatan tak akan begitu gegabah melakukan sebuah aksi spektakuler sebelum paham luar dalam mengenai sasarannya. Siapa yang tahu kondisi detail di objek sasaran? Tak ada lain kecuali orang dalam atau orang yang pernah bekerja di tempat itu.
Siapa sih yang tahu letak brankas dan cara membungkam kotak besi baja itu? Siapa pula yang bisa memberi informasi bahwa lokasi sasaran sudah 'clear' dari operasi penggarongan bisa dilakukan? Jangan buru-buru buruk sangka dan asal tuduh. Kalau saya jadi polisi, saya akan minta transkrip dan rekaman pembicaraan handphone semua karyawan, cleaning service, serta petugas keamanan BRI, mulai Kamis sore hingga malam harinya. Semoga saja Poltabes Pekanbaru bisa mengungkap misteri itu. (sebuah analisis/febby mahendra)

Tidak ada komentar: